PERKAWINAN
YANG BERHASIL
Setiap pasangan yang telah menikah pasti
mendambakan suatu pernikahan yang bahagia. Keinginan itu muncul karena mereka
telah memutuskan untuk menikahi orang
yang mereka cintai. Ada banyak hal yang harus diperhatikan agar kita dapat
mewujudkan suatu pernikahan yang bahagia, diantaranya adalah dengan memberikan
perhatian, pengertian, saling mendukung, dan yang terutama adalah dengan melibatkan Tuhan dalam pernikahan kita.
Namun, walaupun keinginan untuk mendapatkan
pernikahan bahagia itu sudah sangat mantap, ada banyak pasangan yang masih
tidak tahu bagaimana cara mewujudkannya, dan terus bertanya-tanya:
Bagaimana caranya mewujudkan dan
mempertahankan pernikahan yang bahagia itu?
A.
Kebahagiaan
dalam perkawinan
Hal ini
menyangkut factor-faktor sosial dan psikologis yang mempengaruhi kesetabilan
perkawinan dan keluarga. Perubahan ini berjalan begitu cepat karena adanya pertumbuhan
industri yang luar biasa, serta perubahan ekonomis antara suami istri,
peralihan kehidupan yang patriachat kepada bentuk yang lebih demokratis serta
factor-faktor yang mempengaruhi bentuk dan setruktur famili.
B. Perubahan fungsi keluarga
Pada mulanya
rumah tangga berfungsi sebagai bidang usaha, arena bermain dan rumah sakit.
Sekarang orang sebagai anggota keluarga tidak bekerja bersama dan semakin
banyak wanita menikah bekerja di luar rumah.
Dalam kehidupan modern fungsi utama dari perkawinan dan keluarga ialah sebagai pusat efeksi dan keamanan emosi untuk pemuasan seksual seta melanjutkan keturunan, melanjutkan pewarisan kebudayaan dari generasi ke generasi.
Dalam kehidupan modern fungsi utama dari perkawinan dan keluarga ialah sebagai pusat efeksi dan keamanan emosi untuk pemuasan seksual seta melanjutkan keturunan, melanjutkan pewarisan kebudayaan dari generasi ke generasi.
C. Matrial konflik
Agar suatu
keluarga dapat bertahan maka ia harus mempunya kekuatan dari dalam, kesatuan
dan keterikatan antara suami istri, antara orang tua dan anak-anak.
Sebab-sebab konflik dapat di kategorikan dalam tiga hal:
Sebab-sebab konflik dapat di kategorikan dalam tiga hal:
1.
karena antara suami dan istri itu
kepribadiannya belum masak atau tidak setabil atau mempunya gangguan neuritik.
2.
pasangan itu bukan merupakan dapat
cocok banar , karena perbedaan yang besar dalam sikap, intereste serta mereka
tidak cukup mencintai satu sama lain.
3.
konflik dalam keluarga dapat disebabkan karena
factor luar , seperti pengaruh sosial ekonomi, orang tua dan sebagainya.
Sukses atau gagalnya suatu perkawinan banyak tergantung pada kepribadian suami dan istri, atau karakter dari pasangan itu.
Beberapa setudi menjukkan bahwa laki-laki dan perempuan yang baik hati dan peramah serta ko-operatif dan penuh toleransi dalam kehidupan sosial akan menjadi suami dan istri yang baik dalam perkawinan.
Sukses atau gagalnya suatu perkawinan banyak tergantung pada kepribadian suami dan istri, atau karakter dari pasangan itu.
Beberapa setudi menjukkan bahwa laki-laki dan perempuan yang baik hati dan peramah serta ko-operatif dan penuh toleransi dalam kehidupan sosial akan menjadi suami dan istri yang baik dalam perkawinan.
D. Kematangan
emosi
Ia mampu
meng-evaluasi dirinya sendiri dan dunia di sekelilingnya dengan realistik.
Setelah seseorang dewasa maka ia akan mampu belajar tentang dirinya sendiri,
orang tidak lagi mengijinkan nafsunya untuk menguasai fikiran dan tindakan
serta tingkah lakunya. Tanda yang lain ialah kemampuan membagi cinta dan kasih
sayang, benar-benar memelihara mebagi fikiran, perasaan, dan hak milik. Cinta
yang semacam ini lah untuk memperoleh hubungan perkawinan yang berhasil.
E. Kesamaan kebudayaan
Perbedaan
kebudayaan ini dapat juga merupakan sumber konflik dalam perkawinan. Seorang
suami dan istri yang mempunyai keadaan dan kepribadian stabil dan emosi yang
masak, barangkali akan mengalami konflik dan menjumpai kesulitan dalam
penyesuaian. Dalam keadaan yang demikian mereka membutuhkan toleransi yang
lebih besar dari sikap masing-masing serta pandangan-pandangan agar tercapai
penyesuaian yang baik dalam perkawinan.
F. Perbadaan agama
Biarlah dua
orang berbeda kepercayaan. Yang diperlukan ialah saling toleransi yang
basar,kemampuan untuk menunjukan tingkah laku yang fleksibel dalam penyesuaian
didalam perkawinan.dan tidak saling fanati terhadap agamanya masing-masing.
G. Faktor ekonomi
G. Faktor ekonomi
Keadaan
perekonomian keluarga yang kurang memuaskan dapat menimbulkan kecemasan dan
rasa takut yang kadangkala dibawa kerumah, membuat suami dan istri mudah
tersinggung dan tidak sabaran. Hal seperti ini banyak tergantung pada
kepribadian kedua pasangan itu dalam menghadapi persoalan-persoalan sosial
ekonomi dan cara menanganinnya.
H. Mertua
H. Mertua
Mertua ini
sering menimbulkan masalah dalam konflik perkawinan.
Kesulitan ini dapat di timbulkan karena dua sumber:
Kesulitan ini dapat di timbulkan karena dua sumber:
§ kegagalan
satu atau ke dua pasangan itu untuk memutuskan ketergantungan emosionalnya
terhadap orang tua mereka.
§ kegagalan orang tua untuk melepaskan
kekuasaan mereka terhadap anak-anak mereka yang telah dewasa.
Susksesnya
perkawinan tergantung pada tiga faktor yang telah disebutkan didepan, yaitu :
1.
kepribadian suami dan istri, taraf
kematangan emosi dan kesetabilannya.
2.
sejauh mana mereka dapat
mempersamakan interest, selera dan cara hidup nya demikian juga beberapa
perkawinan memenuhi kebutuhan-kenutuhan masing-masing dalam hal cinta dan
kebersamaan untuk kepuasan seksual dan untuk membentuk keluarga.
3.
pengaruh faktor ekonomi, penyesuaian
sosial dan kepuasan dalam hubungan keluarga.
I.
Persiapan perkawinan
Ada dua hal pokok yang harus dipersiapkan dalam perkawinan:
1.
Persiapan dasar dalam perkawinan ialah
mengetahui dan mengerti diri sendiri. Untuk suksesnya perkawinan diperlukan
pengetahuan tentang badan manusiadan emosinya. Semakin mengerti seseorang
tentang fakta dasar tentang struktur dan fungsi dari alat reproduksi. Setelah
itu maka diperlukan pula suatu konsultasi sebelum perkawinan untuk meletakan
dasar yang baik untuk membangun perkawinan yang berhasil.
2.
pilih teman dengan bijaksana. Dalam masyarakat
kita, jejaka dan gadis bebas memililiki kebebasan untuk memilih teman mereka
sendiri. Hal ini merupakan suatu kebebasan yang diberikan oleh bentuk susunan
keluarga yang demokratis, tetapi kemerdekaan dan kebebasan ini harus disertai
kepatuhan dan tanggung jawab. Cinta itu sendiri merupakan unsure dasar dalam
perkawinan yang bahagia. Tanpa cinta tidak ada kebahagiaan dalam perkawinan,
pasangan yang telah masak cintanya mempunyai peranan sebagai dorongan yang
disumbangkan kepada kebutuhan fisik dan emosi bersama, untuk saling
mengembangkan dan membantu pertumbuhan. Cinta yang seperti ini lah merupakan dasar
untuk membangun hubungan yang tahan lama.
J.
Saran-saran untuk suksesnya
perkawinan
1.
ketahui diri mereka
pelajarilah mengenai kerja badan manusia, jiwa manusia
dan sifat manusia.carilah pengetahuan kedalam pikiran dan perasaan. Semakin
baik kau mengetahui dirimi sendiri, semakin baik kau mengetahui pasanganmu.
2.
Dasar dari perkawinan
adalah cinta yang saling dimiliki bersama, kesenangan
cinta membawa kebahagiaan kepada yang ia cinta. Cintailah pasanganmu dan
bangunlah tali perkawinan yang kuat.
3.
Setelah kalian kawin, buatlah dirimu
menjadi satu unit
Saat setelah menikah, lepaskan ikatan dengan orang tua
kalian, dan bentuk lah hubungan yang baru dengan pasangan mu. Hormatilah ayah
ibu dan mertuamu, tetapi jangan menganut mereka.
4.
Dapatkan seni bercinta badaniah
Suatu penyesuaian seksua yang baik membuat tali
perkawinan yang kuat. Pelajari tehnik bercinta dan kembangkanlah fisik yang
memuaskan secara bersama. Dalam kebersamaan,satukanlah sentiment dan
sensuality.
5.
Siapkanlah dirimu untuk berumah tangga
Kehidupan fisik dan emosi dari anak-anak sebagian
besar tergantung pemeliharaan yang dilakukan semasa awal pembentukan semakin
baik persiapan pemeliharaan anak-anak kalian, semakin mungkin mereka tumbuh
menjadi orang yang matang dan sehat.
6.
Rencankan keluargamu secara bijak
Buatlah penyesuaian emosi yang baik sebelum kamu
merencnakan anak pertama. Anak-anak sebaiknya hadir saat mereka dinantikan dan
di harapkan. Mereka sebaiknya hadir dengan pemilihan dan bukan ketidak
sengajaan, tetapi jangan menunda reproduksi terlalu lama.
7.
Berikan toleransi dalam perkawinan
Dalam perkawinan diperlikan waktu untuk mendapatkan
penyesuaian fisik dan emosi yang memuaskan, maka diperlukan waktu bagi dua
orang untuk menerima pola tingkah-laku satu sama lain. Toleransi dan kesabaran
perlu di tambahkan untk mendapatkan perkawinan yang baik.
8.
Peliharalah perkawinan
Seperti halnya tanaman,suatu perkawinan harus di
pelihara . komunikatiflah dalam pernyataan kasih sayang dan kata-kata. Cinta
mingkin lebih dalam dari kata-kata tetapi kadang perlu di ucapkan, peliharalah
perubahan dan buatlah ia tumbuh mekar.
9.
Bila perlu carilah konsultan yang
berkepentingan
Bila kalian tidak mampu menyelesaikan masalah berdua
carilah dan bicrakanlah dengan konsultan. Seorang konsultan yang terlatih dapat
membantu memberi pengertian dan insight, keterangan, petunjuk-petunjuk serta
membantu menangani dan mengobati penyakit perkawinan.
10. Ikuti golden
rule.
Berbuatlah terhadap pasanganmu sebagaimana kamu
inginkan pasanganmu berbuat terhadapmu. Maafkanlah seperti kau hendak
dimaafkan,hindarilah cara-cara menguasai dan tidak setia, seperti kamu
menghendaki perbuatan itu dilakukan oleh pasanganmu kepadamu.
Ini merupakan hokum dasar dalam kehidupan manusia dan
bila kamu menerapkan didalam perkawinanmu, maka perkawinanmu akan memperoleh
sukses yang sempurna atau langgeng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar