Kamis, 05 November 2015

PERNIKAHAN YANG BERHASIL

PERKAWINAN YANG BERHASIL

 Setiap pasangan yang telah menikah pasti mendambakan suatu pernikahan yang bahagia. Keinginan itu muncul karena mereka telah  memutuskan untuk menikahi orang yang mereka cintai. Ada banyak hal yang harus diperhatikan agar kita dapat mewujudkan suatu pernikahan yang bahagia, diantaranya adalah dengan memberikan perhatian, pengertian, saling mendukung, dan yang terutama adalah dengan  melibatkan Tuhan dalam pernikahan kita.
  Namun, walaupun keinginan untuk mendapatkan pernikahan bahagia itu sudah sangat mantap, ada banyak pasangan yang masih tidak tahu bagaimana cara mewujudkannya, dan terus bertanya-tanya: Bagaimana  caranya mewujudkan dan mempertahankan pernikahan yang bahagia itu?

A.    Kebahagiaan dalam perkawinan
Hal ini menyangkut factor-faktor sosial dan psikologis yang mempengaruhi kesetabilan perkawinan dan keluarga. Perubahan ini berjalan begitu cepat karena adanya pertumbuhan industri yang luar biasa, serta perubahan ekonomis antara suami istri, peralihan kehidupan yang patriachat kepada bentuk yang lebih demokratis serta factor-faktor yang mempengaruhi bentuk dan setruktur famili.

B.  Perubahan fungsi keluarga
Pada mulanya rumah tangga berfungsi sebagai bidang usaha, arena bermain dan rumah sakit. Sekarang orang sebagai anggota keluarga tidak bekerja bersama dan semakin banyak wanita menikah bekerja di luar rumah.
Dalam kehidupan modern fungsi utama dari perkawinan dan keluarga ialah sebagai pusat efeksi dan keamanan emosi untuk pemuasan seksual seta melanjutkan keturunan, melanjutkan pewarisan kebudayaan dari generasi ke generasi.

C. Matrial konflik
Agar suatu keluarga dapat bertahan maka ia harus mempunya kekuatan dari dalam, kesatuan dan keterikatan antara suami istri, antara orang tua dan anak-anak.
Sebab-sebab konflik dapat di kategorikan dalam tiga hal:
1.      karena antara suami dan istri itu kepribadiannya belum masak atau tidak setabil atau mempunya gangguan neuritik.
2.      pasangan itu bukan merupakan dapat cocok banar , karena perbedaan yang besar dalam sikap, intereste serta mereka tidak cukup mencintai satu sama lain.
3.       konflik dalam keluarga dapat disebabkan karena factor luar , seperti pengaruh sosial ekonomi, orang tua dan sebagainya.
Sukses atau gagalnya suatu perkawinan banyak tergantung pada kepribadian suami dan istri, atau karakter dari pasangan itu.
Beberapa setudi menjukkan bahwa laki-laki dan perempuan yang baik hati dan peramah serta ko-operatif dan penuh toleransi dalam kehidupan sosial akan menjadi suami dan istri yang baik dalam perkawinan.
D. Kematangan emosi
Ia mampu meng-evaluasi dirinya sendiri dan dunia di sekelilingnya dengan realistik. Setelah seseorang dewasa maka ia akan mampu belajar tentang dirinya sendiri, orang tidak lagi mengijinkan nafsunya untuk menguasai fikiran dan tindakan serta tingkah lakunya. Tanda yang lain ialah kemampuan membagi cinta dan kasih sayang, benar-benar memelihara mebagi fikiran, perasaan, dan hak milik. Cinta yang semacam ini lah untuk memperoleh hubungan perkawinan yang berhasil.

E. Kesamaan kebudayaan
Perbedaan kebudayaan ini dapat juga merupakan sumber konflik dalam perkawinan. Seorang suami dan istri yang mempunyai keadaan dan kepribadian stabil dan emosi yang masak, barangkali akan mengalami konflik dan menjumpai kesulitan dalam penyesuaian. Dalam keadaan yang demikian mereka membutuhkan toleransi yang lebih besar dari sikap masing-masing serta pandangan-pandangan agar tercapai penyesuaian yang baik dalam perkawinan.

F. Perbadaan agama
Biarlah dua orang berbeda kepercayaan. Yang diperlukan ialah saling toleransi yang basar,kemampuan untuk menunjukan tingkah laku yang fleksibel dalam penyesuaian didalam perkawinan.dan tidak saling fanati terhadap agamanya masing-masing.
G. Faktor ekonomi
Keadaan perekonomian keluarga yang kurang memuaskan dapat menimbulkan kecemasan dan rasa takut yang kadangkala dibawa kerumah, membuat suami dan istri mudah tersinggung dan tidak sabaran. Hal seperti ini banyak tergantung pada kepribadian kedua pasangan itu dalam menghadapi persoalan-persoalan sosial ekonomi dan cara menanganinnya.
H. Mertua
Mertua ini sering menimbulkan masalah dalam konflik perkawinan.
Kesulitan ini dapat di timbulkan karena dua sumber:
§  kegagalan satu atau ke dua pasangan itu untuk memutuskan ketergantungan emosionalnya terhadap orang tua mereka.
§   kegagalan orang tua untuk melepaskan kekuasaan mereka terhadap anak-anak mereka yang telah dewasa.
Susksesnya perkawinan tergantung pada tiga faktor yang telah disebutkan didepan, yaitu :

1.      kepribadian suami dan istri, taraf kematangan emosi dan kesetabilannya.
2.      sejauh mana mereka dapat mempersamakan interest, selera dan cara hidup nya demikian juga beberapa perkawinan memenuhi kebutuhan-kenutuhan masing-masing dalam hal cinta dan kebersamaan untuk kepuasan seksual dan untuk membentuk keluarga.
3.      pengaruh faktor ekonomi, penyesuaian sosial dan kepuasan dalam hubungan keluarga.
I.                   Persiapan perkawinan

            Ada dua hal pokok yang harus dipersiapkan dalam perkawinan:

1.      Persiapan dasar dalam perkawinan ialah mengetahui dan mengerti diri sendiri. Untuk suksesnya perkawinan diperlukan pengetahuan tentang badan manusiadan emosinya. Semakin mengerti seseorang tentang fakta dasar tentang struktur dan fungsi dari alat reproduksi. Setelah itu maka diperlukan pula suatu konsultasi sebelum perkawinan untuk meletakan dasar yang baik untuk membangun perkawinan yang berhasil.
2.       pilih teman dengan bijaksana. Dalam masyarakat kita, jejaka dan gadis bebas memililiki kebebasan untuk memilih teman mereka sendiri. Hal ini merupakan suatu kebebasan yang diberikan oleh bentuk susunan keluarga yang demokratis, tetapi kemerdekaan dan kebebasan ini harus disertai kepatuhan dan tanggung jawab. Cinta itu sendiri merupakan unsure dasar dalam perkawinan yang bahagia. Tanpa cinta tidak ada kebahagiaan dalam perkawinan, pasangan yang telah masak cintanya mempunyai peranan sebagai dorongan yang disumbangkan kepada kebutuhan fisik dan emosi bersama, untuk saling mengembangkan dan membantu pertumbuhan. Cinta yang seperti ini lah merupakan dasar untuk membangun hubungan yang tahan lama.
J.      Saran-saran untuk suksesnya perkawinan
1.      ketahui diri mereka                                                              
pelajarilah mengenai kerja badan manusia, jiwa manusia dan sifat manusia.carilah pengetahuan kedalam pikiran dan perasaan. Semakin baik kau mengetahui dirimi sendiri, semakin baik kau mengetahui pasanganmu.
2.      Dasar dari perkawinan
adalah cinta yang saling dimiliki bersama, kesenangan cinta membawa kebahagiaan kepada yang ia cinta. Cintailah pasanganmu dan bangunlah tali perkawinan yang kuat.
3.      Setelah kalian kawin, buatlah dirimu menjadi satu unit
Saat setelah menikah, lepaskan ikatan dengan orang tua kalian, dan bentuk lah hubungan yang baru dengan pasangan mu. Hormatilah ayah ibu dan mertuamu, tetapi jangan menganut mereka.
4.       Dapatkan seni bercinta badaniah
Suatu penyesuaian seksua yang baik membuat tali perkawinan yang kuat. Pelajari tehnik bercinta dan kembangkanlah fisik yang memuaskan secara bersama. Dalam kebersamaan,satukanlah sentiment dan sensuality.
5.       Siapkanlah dirimu untuk berumah tangga
Kehidupan fisik dan emosi dari anak-anak sebagian besar tergantung pemeliharaan yang dilakukan semasa awal pembentukan semakin baik persiapan pemeliharaan anak-anak kalian, semakin mungkin mereka tumbuh menjadi orang yang matang dan sehat.
6.       Rencankan keluargamu secara bijak
Buatlah penyesuaian emosi yang baik sebelum kamu merencnakan anak pertama. Anak-anak sebaiknya hadir saat mereka dinantikan dan di harapkan. Mereka sebaiknya hadir dengan pemilihan dan bukan ketidak sengajaan, tetapi jangan menunda reproduksi terlalu lama.
7.      Berikan toleransi dalam perkawinan
Dalam perkawinan diperlikan waktu untuk mendapatkan penyesuaian fisik dan emosi yang memuaskan, maka diperlukan waktu bagi dua orang untuk menerima pola tingkah-laku satu sama lain. Toleransi dan kesabaran perlu di tambahkan untk mendapatkan perkawinan yang baik.
8.      Peliharalah perkawinan
Seperti halnya tanaman,suatu perkawinan harus di pelihara . komunikatiflah dalam pernyataan kasih sayang dan kata-kata. Cinta mingkin lebih dalam dari kata-kata tetapi kadang perlu di ucapkan, peliharalah perubahan dan buatlah ia tumbuh mekar.
9.      Bila perlu carilah konsultan yang berkepentingan
Bila kalian tidak mampu menyelesaikan masalah berdua carilah dan bicrakanlah dengan konsultan. Seorang konsultan yang terlatih dapat membantu memberi pengertian dan insight, keterangan, petunjuk-petunjuk serta membantu menangani dan mengobati penyakit perkawinan.
10.  Ikuti golden rule.
Berbuatlah terhadap pasanganmu sebagaimana kamu inginkan pasanganmu berbuat terhadapmu. Maafkanlah seperti kau hendak dimaafkan,hindarilah cara-cara menguasai dan tidak setia, seperti kamu menghendaki perbuatan itu dilakukan oleh pasanganmu kepadamu.
Ini merupakan hokum dasar dalam kehidupan manusia dan bila kamu menerapkan didalam perkawinanmu, maka perkawinanmu akan memperoleh sukses yang sempurna atau langgeng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar